Baca Juga
Gliding
Gliding
adalah terbang meluncur dengan sudut tertentu dengan engine yang dimatikan (power off gliding). Untuk mendapatkan
kondisi gliding dengan kecepatan tetap (steady
glide), maka gaya-gaya yang bekerja pada pesawat pada saat gliding, yaitu
lift, drag dan weight (berat pesawat) harus dalam keadaan setimbang. Dengan
demikian, total reaction yang bekerja pada sayap, yang merupakan resultan dari
lift dan drag, harus benar-benar sama dan berlawanan arah terhadap weight.
Sementara lift tetap tegak lurus terhadap glide
path (arah terbang gliding), sedangkan drag bekerja ke belakang sejajar
dengan glide path.
A. Gliding Angle (sudut luncur)
Gliding force
Dengan
perhitungan geometri yang sederhana dapat ditemukan bahwa sudut yang dibentuk
oleh lift dan total reaction adalah sama dengan sudut γ yang dibentuk oleh glide path dengan
bidang horizontal. Sudut inilah yang disebut dengan Gliding Angle.
Dapat
diperhatikan pada gambar tersebut bahwa D/L= Tan γ. Hal ini berarti bahwa jika harga
D/L berkurang (L/D naik), maka gliding angle akan makin kecil (hampir level
flight). Dari penjelasan ini dapat kita ambil beberapa kesimpulan, yaitu :
a. Gliding angle berbanding lurus dengan
L/D ratio ( perbandingan Lift per drag ). Disinilah sebenarnya letak dari
efisiensi rekayasa suatu pesawat terbang, yaitu bagaimana merancang suatu
pesawat terbang dengan menghasilkan lift yang besar tetapi dragnya kecil.
Dengan mengurangi drag, berarti kita memperkecil gliding angle.
b. Jika penerbang berusaha untuk glide dengan angle of attack yang lebih besar atau
lebih kecil dari angle of attack yang memberikan harga L/D terbesar, maka path of descent (arah luncur pesawat)
akan lebih curam.
B. Pengaruh Wind terhadap Glide of Angle
Jika dilihat
dari ground, suatu pesawat terbang yang gliding melawan wind (angin) akan
terlihat seperti sedang gliding lebih curam dan kenyataanya memang akan gliding
dengan sudut lebih curam. Bila gliding dengan tail wind, pesawat akan gliding
lebih mendatar daripada sudut sebenarnya yang diukur relative dari udara.
C. Pengaruh Berat (Weight) Saat Gliding
Ada yang
mengatakan bahwa pesawat yang berat akan gliding dengan sudut yang lebih curam
daripada pesawat yang lebih ringan, tetapi sebenarnya tidaklah demikian, karena
gliding angle tergantung pada ratio L/D dan tidak tergantung pada berat. Jika
weight bertambah, maka total reaction yang bekerja pada pesawat akan diperbesar
untuk menyeimbangkan pertambahan weight tersebut, yaitu dengan cara memperbesar
lift dan drag dengan perbandingan yang tetap, sehingga glide angle akan tetap.
Lift dan drag tersebut dapat diperbesar jika factor speed diperbesar. Thrust
diperoleh dari komponen weight yang bekerja disepanjang glide path. Ini berarti
thrust akan bertambah jika weight bertambah. Berarti dapat kita simpulkan bahwa
weight tidak berpengatuh terhadap glide angle, tetapi terhadap speed.
D. Kerugian gliding dengan sudut yang kecil
Janganlah
kita menganggap gliding angle yang kecil selalu menguntungkan. Bila suatu
pesawat terbang sedang approach ke airfield yang kecil dengan obstacle
disekelilingnya, maka disarankan untuk mencapai ground sesegera mungkin setelah
obstacle dilewati. Dalam hal ini, gliding angle yang terlalu kecil akan menjadi
hal yang merugikan.
Gliding angle
dapat diperbesar dengan cara mengurangi ratio L/D. Pengurangan ratio L/D ini
dapat dilakukan dengan :
a. Memperkecil angle of attack.
Akibatnya adalah airspeed bertambah.
b. Memperbesat angle of attack, yang
berakibat airspeed terlalu rendah.
c. Mempergunakan airbreak. Peggunaan
airbreak merupakan factor yang cukup memuaskan, baik dengan memperbesar lift
(flap diturunkan), atau spoiler jika drag yang kita perbesar.
sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar