TIPE-TIPE ALTITUDE
Altitude ada bermacam-macam.
Namun, biasanya jika orang hanya menyebut ‘altitude’ saja, yang dimaksud adalah
altitude dengan patokan rata-rata ketinggian air laut (mean sea level) karena
altitude yang demikianlah yang biasanya dipakai untuk menggambarkan obstacle
dan airspace, juga untuk memisahkan air traffic.
Altitude adalah jarak vertikal
diatas sebuah titik atau level yang dipakai sebagai patokan atau referensi.
Biasanya pilot akan memperhatikan lima tipe altitude.
INDICATED ALTITUDE
Altitude
yang dibaca langsung dari instrumen altimeter yang di-set pada altimeter
setting tertentu.
TRUE ALTITUDE
‘Altitude
yang sebenarnya’, jarak vertical sebuah pesawat dihitung dari rerata ketinggian
permukaan air laut. Biasanya ditulis berapa feet above mean sea level (MSL).
Dalam aeronautical chart, keterangan ketinggian obstacel, airport, terrain, dan
sebagainya ditulis dalam True Altitude ini.
ABSOLUTE ALTITUDE
Jarak
vertikal sebuah pesawat diukur dari ground (tanah), ketinggian pesawat diatas
tanah (ground), above Ground Level (AGL).
PRESSURE ALTITUDE
Altitude
yang ditunjukkan altimeter ketika sudah di-setting menjadi 29.92 “Hg (atau sama
dengan 1013.25 hPa), merupakan altitude diukur dari Standard Datum Plane
(sebuah level imajiner dimana tekanan udara adalah 29.92 “Hg dengan temperatur
15 Celcius), pressure altitude digunakan untuk mengukur density altitude, true
altitude, true airspeed, dan data performa pesawat yang lain.
DENSITY ALTITUDE
Merupakan
pressure altitude yang dikoreksi berdasarkan perubahan temperatur, oleh karena
itu jika kondisinya standard (29.92 “Hg dan suhu 15 celcius) maka density dan
pressure altitude sama, namun jika temperatur diatas standar maka density
altitude lebih tinggi daripada pressure altitude, begitu juga kebalikannya jika
temperatur dibawah standar maka density altitude lebih rendah daripada pressure
altitude.
Catatan:
Kerapatan udara mempengaruhi
performa efektifitas engine. Pada udara yang molekul-molekulnya renggang
(tekanan udara rendah, suhu tinggi), engine perlu lebih banyak waktu untuk
menggerakan sejumlah molekul udara yang dibutuhkan sehingga takeoff roll
menjadi lebih lama atau dengan kata lain performa menurun.
Contoh. Sebuah airport mempunyai
elevasi 5048 feet MSL dengan standard temperature 5 Celcius. Jika temperatur
meningkat menjadi 30 Celcius maka Density Altitude meningkat menjadi 7855 feet
MSL. Artinya sebuah pesawat di 5048 feet MSL akan melakukan takeoff seperti
berada di 7855 feet MSL pada suhu standar. Sebaliknya, jika misalnya suhu
menurun menjadi -25 Celcius, density altitude menjadi 1232 feet MSL. Performa
pesawat justru lebih bagus di kondisi ini.